Abstract:
|
Indikator asam basa alami dapat dibuat dengan mengesktrak bagian dari tanaman, seperti batang, daun, bunga, buah dan kulit buah atau kulit umbi. Antosianin merupakan sub-tipe senyawa organik dari keluarga flavonoid. Antosianin adalah pigmen larut air yang secara alami terdapat pada berbagai jenis tumbuhan. Kestabilan antosianin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu transformasi struktur, pH, suhu, cahaya dan oksigen. Kadar antosianin akan menurun pada suhu 100oC karena terjadi degradasi pada antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu pengeringan pada kulit buah dan kulit umbi terhadap pembuatan indikator asam- basa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental dengan teknik sampling yang digunakan adalah metode Purposive Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah kulit buah naga, kulit buah manggis dan kulit ubi jalar ungu. Sampel diperoleh dari pasar tradisional Kota Samarinda. Tahapan penelitian ini dimulai dengan determinasi tumbuhan, pengumpulan bahan baku yaitu kulit buah naga, kulit buah manggis dan kulit umbi jalar ungu, persiapan sampel, mengeringkan sampel dengan variasi suhu 30oC, 40oC, 50oC, 60oC, dan 70oC selama 8 jam, pembuatan ekstrak dari kulit buah dan umbi yang kemudian akan digunakan sebagai indikator asam-basa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi suhu pengeringan berpengaruh terhadap hasil kertas indikator asam basa alami. Kulit buah naga, kulit buah manggis dan kulit ubi ungu memiliki potensi untuk dijadikan indiktor asam basa alternatif dan ekstrak dari simplisia kulit ubi ungu yang dikeringkan dengan suhi 60oC dan 70oC memiliki potensi yang paling besar untuk dijadikan kertas indikator asam basa alternatif karena dapat memberikan hasil perbedaan warna ketika diujikan dengan larutan asam kuat, basa kuat, asam lemah dan basa lemah |