Abstract:
|
Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang berguna untuk melindungi dari paparan sinar matahari. Sinar matahari berlebih dapat menyebabkan kulit terbakar, perubahan warna kulit menjadi lebih hitam, bahkan dapat menyebabkan kanker kulit. Menghindari masalah yang terjadi akibat paparan sinar matahari berlebih, diperlukan perlindungan berupa tabir surya yang tepat. Sediaan tabir surya memiliki fungsi untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit. Ekstrak daun afrika diketahui mengandung senyawa fenolik. Senyawa tersebut memiliki ikatan terkonjugasi yang dapat beresonansi ketika terkena sinar ultraviolet (UV) sehingga bersifat photoprotective. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ekstrak metanol daun afrika menjadi gel tabir surya. Aktivitas tabir surya ditentukan secara in vitro menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis berdasarkan serapan pada panjang gelombang yaitu 290 nm – 320 nm. Masing masing konsentrasi 0,02%, 0,04%, dan 0,06% dilakukan evaluasi meliputi pengujian aktivitas tabir surya dan karakteristik fisik gel. Analisis data dilakukan secara statistik. Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data Ekstrak metanol daun afrika dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel, tetapi formula gel yang digunakan tidak menghasilkan sediaan gel yang memenuhi persyaratan fisik, Sediaan gel ekstrak metanol daun afrika dengan konsentrasi 0,02% memiliki nilai SPF 6,3702 tergolong dalam ketegori proteksi minimal, konsentrasi 0,04% memiliki nilai SPF 10,8347 tergolong dalam kategori proteksi maksimal dan konsentrasi 0,06% memiliki nilai SPF 11,7705 tergolong dalam kategori maksimal. Sehingga dapat disimpulkan pada F3 dengan konsentrasi 0,06% menghasilkan nilai SPF tertinggi |